Selasa, 26 Mei 2015

makalah erosi serviks




BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Serviks merupakan bagian uterus yang berada di bagian bawah, berupa saluran yang menghubungkan uterus dengan vagina. Pada daerah ini sering didapatkan pola pertumbuhan jaringan abnormal, baik jinak maupun ganas. Erosi portio adalah suatu proses peradangan atau suatu luka yang terjadi pada daerah porsio serviks uteri (mulut rahim). Penyebabnya bisa karena infeksi dengan kuman-kuman atau virus, bisa juga karena rangsangan zat kimia /alat tertentu; umumnya disebabkan oleh infeksi. Erosi porsio atau disebut juga dengan erosi serviks adalah hilangnya sebagian / seluruh permukaan epitel squamous dari serviks. Jaringan yang normal pada permukaan dan atau mulut serviks digantikan oleh jaringan yang mengalami inflamasi dari kanalis serviks. Jaringan endoserviks ini berwarna merah dan granuler, sehingga serviks akan tampak merah, erosi dan terinfeksi. Erosi serviks dapat menjadi tanda awal dari kanker serviks. Hal ini merupakan reaksi radang non spesifik sehingga menimbulkan sekresi sekret vagina yang meningkat dan menyebabkan kerentanan sel superfisialis dan terjadilah erosi portio.

1.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penyusunan laporan ini adalah agar mampu memahami dan melakukan asuhan pada ibu dengan erosi porsio.
b. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penyusunan laporan ini, diharapkan mahasiswa :
1)      Memahami definisi dari erosi porsio
2)      Memahami penyebab dari erosi porsio
3)      Mengerti tentang penatalaksanaan erosi porsio
4)      Mampu melakukan asuhan kebidanan pada ibu dengan erosi porsio




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
   
Konsep Dasar Erosi Portio/Erosi Serviks
2.1  Pengertian
Erosi portio adalah suatu proses peradangan atau suatu luka yang terjadi pada daerah porsio serviks uteri (mulut rahim). Penyebabnya bisa karena infeksi dengan kuman-kuman atau virus, bisa juga karena rangsangan zat kimia /alat tertentu; umumnya disebabkan oleh infeksi. Erosi porsio atau disebut juga dengan erosi porsio adalah hilangnya sebagian / seluruh permukaan epitel squamous dari serviks. Jaringan yang normal pada permukaan dan atau mulut serviks digantikan oleh jaringan yang mengalami inflamasi dari kanalis serviks. Jaringan endoserviks ini berwarna merah dan granuler, sehingga serviks akan tampak merah, erosi dan terinfeksi. Erosi porsio dapat menjadi tanda awal dari kanker serviks.
2.2  Patofisiologi
Proses terjadinya erosi portio dapat disebabkan adanya rangsangan dari luar misalnya AKDR. AKDR yang mengandung polyethilien yang sudah berkarat membentuk ion Ca, kemudian bereaksi dengan ion sel sehat PO4 sehingga terjadi denaturasi / koalugasi membaran sel dan terjadilah erosi portio. Bisa juga dari gesekan benang AKDR yang menyebabkan iritasi lokal sehingga menyebabkan sel superfisialis terkelupas dan terjadilah erosi portio. Dari posisi AKDR yang tidak tepat menyebabkan reaksi radang non spesifik sehingga menimbulkan sekresi sekret vagina yang meningkat dan menyebabkan kerentanan sel superfisialis dan terjadilah erosi portio. Dari semua kejadian erosi portio itu menyebabkan tumbuhnya bakteri patogen, bila sampai kronis menyebabkan metastase keganasan leher rahim. Selain dan personal hygiene yang kurang, AKDR juga dapat menyebabkan bertambahnya volume dan lama haid. Darah merupakan media subur untuk masuknya kuman dan menyebabkan infeksi, dengan adanya infeksi dapat kuman masuk dan menyebabkan infeksi. Dengan adanya infeksi dapat menyebabkan epitel portio menipis sehingga mudah menggalami erosi porsio, yang ditandai dengan sekret bercampur darah, metrorrhagia, ostium uteri eksternum tampak kemerahan, sekred juga bercampur dengan nanah, ditemukan ovulasi nabothi (Winkjosastro, 2005).


2.3  Penyebab erosi portio/erosi serviks
a.       Level estrogen : erosi serviks merupakan respons terhadap sirkulasi estrogen dalam tubuh.
1)      Dalam kehamilan: erosi serviks sangat umum ditemukan dalam kehamilan kerena level estrogen yang tinggi. Erosi serviks dapat menyebabkan perdarahan minimal selama kehamilan, biasanya saat berhubungan seksual ketika penis menyentuh serviks. Erosi akan menghilang spontan 3-6 bulan setelah melahirkan.
2)      Pada wanita yang mengkonsumsi pil KB: erosi serviks lebih umum terjadi pada wanita yang mengkonsumsi pil KB dengan level estrogen yang tinggi.
3)      Pada bayi baru lahir: erosi serviks ditemukan pada 1/3 dari bayi wanita dan akan menghilang pada anak-anak oleh karena respon maternal saat bayi berada di dalam rahim.
  1. Infeksi : teori bahwa infeksi menjadi penyebab erosi serviks mulai menghilang. Bukti menunjukkan bahwa infeksi menyebabkan erosi, tapi kondisi erosi akan lebih mudah terserang bekteri dan jamur sehingga mudah terinfeksi.
c.       Penyebab lain : infeksi kronis di vagina, douche dan kontrasepsi kimia dapat mengubah level keasaman vagina dan sebabkan erosi serviks. Erosi serviks juga dapat disebabkan karena trauma (hubungan seksual, penggunaan tampon, benda asing di vagina, atau terkena speculum).

2.4 Klasifikasi
  1. Erosi porsio dapat dibagi menjadi 3:
  2. Erosi ringan : meliputi ≤ 1/3 total area serviks
  3. Erosi sedang : meliputi 1/3-2/3 total area serviks

2.5 Gejala Erosi Porsio
  1. Mayoritas tanpa gejala
  2. Perdarahan vagina abnormal (yang tidak berhubungan dengan siklus
            menstruasi) yang terjadi :
  1. Setelah berhubungan seksual (postcoital)
  2. Diantara siklus menstruasi
  3. Disertai keluarnya cairan mucus yang jernih / kekuningan, dapat
            berbau jika disertai infeksi vagina
  1. Erosi porsio disebabkan oleh inflamasi, sehingga sekresi serviks
            meningkat secarasignifikan, membentuk mukus, mengandung banyak
            sel darah putih, sehingga ketika sperma melewati serviks akan
            mengurangi vitalitas sperma dan menyulitkan perjalanan sperma. Hal
            ini dapat menyebabkan terjadinya infertilitas pada wanita.

2.6 Penanganan erosi porsio/erosi serviks
a. Memberikan albotyl di sekitar Erosio pada portio.
b. Melakukan penatalaksanaan pemberian obat.
1)        Lyncopar 3 x 1 untuk infeksi berat yang disebabkan oleh bakteri /streptokokus pneomokokus stafilokokus dan infeksi kulit dan
       jaringan lunak.
2)         Ferofort 1 x 1 berfungsi untuk mengobati keputihan 
3)         Mefinal 3 x 1 berfungsi untuk menghilangkan rasa sakit








BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Erosi portio adalah suatu proses peradangan atau suatu luka yang terjadi pada daerah porsio serviks uteri (mulut rahim).
Penyebab erosi porsi antara lain:
  1. ritasi karena benda asing atau zat kimia
  2. kehamilan
  3. level estrogen dalam tubuh yang tinggi, karena penggunaan kontrasepsi
            hormonal yang mengandung estrogen tinggi atau karena penggunaan
            TSH (Terapi Sulih Hormon).
  1. infeksi kronis yang naik dari vagina.
Gejala yang ditemui pada erosi porsio antara lain:
  1. mayoritas tanpa gejala
  2. postcoital bleeding
  3. keputihan yang banyak, kadang berbau, bapat juga bercampur darah

3.2  Saran
Saran untuk petugas kesehatan, terutama bidan yaitu agar dapat mengenali
tanda dan gejala erosi porsio agar diagnosa penatalaksaan yang diberikan
menjadi efektif sehingga didapatan hasil penyembuhan yang optimal.




DAFTAR PUSTAKA

Sarwono Prawirohardjo. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBPSP
__________________. 2007. Ilmu Kandungan. Jakarta: YBPSP
Ida Bagus Gde Manuaba. 2005. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk pendidikan Bidan. Jakarta. EGC
___________________. 2005. Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana.Jakarta: EGC
Ida Bagus Gde Manuaba. 2007. Kesehatan Wanita. Jakarta. EGC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar