BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Serviks
merupakan bagian uterus yang berada di bagian bawah, berupa saluran yang
menghubungkan uterus dengan vagina. Pada daerah ini sering didapatkan pola
pertumbuhan jaringan abnormal, baik jinak maupun ganas. Erosi portio adalah
suatu proses peradangan atau suatu luka yang terjadi pada daerah porsio serviks
uteri (mulut rahim). Penyebabnya bisa karena infeksi dengan kuman-kuman atau
virus, bisa juga karena rangsangan zat kimia /alat tertentu; umumnya disebabkan
oleh infeksi. Erosi porsio atau disebut juga dengan erosi serviks adalah
hilangnya sebagian / seluruh permukaan epitel squamous dari serviks. Jaringan
yang normal pada permukaan dan atau mulut serviks digantikan oleh jaringan yang
mengalami inflamasi dari kanalis serviks. Jaringan endoserviks ini berwarna
merah dan granuler, sehingga serviks akan tampak merah, erosi dan terinfeksi.
Erosi serviks dapat menjadi tanda awal dari kanker serviks. Hal ini
merupakan reaksi radang non spesifik sehingga menimbulkan sekresi sekret
vagina yang meningkat dan menyebabkan kerentanan sel superfisialis dan
terjadilah erosi portio.
1.2 Tujuan
a.
Tujuan Umum
Tujuan
umum dari penyusunan laporan ini adalah agar mampu memahami dan melakukan
asuhan pada ibu dengan erosi porsio.
b.
Tujuan Khusus
Tujuan
khusus dari penyusunan laporan ini, diharapkan mahasiswa :
1) Memahami definisi
dari erosi porsio
2) Memahami penyebab
dari erosi porsio
3) Mengerti
tentang penatalaksanaan erosi porsio
4) Mampu
melakukan asuhan kebidanan pada ibu dengan erosi porsio
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
Konsep
Dasar Erosi Portio/Erosi Serviks
2.1
Pengertian
Erosi
portio adalah suatu proses peradangan atau suatu luka yang terjadi pada
daerah porsio serviks uteri (mulut rahim). Penyebabnya bisa karena infeksi
dengan kuman-kuman atau virus, bisa juga karena rangsangan zat kimia /alat
tertentu; umumnya disebabkan oleh infeksi. Erosi porsio atau disebut juga
dengan erosi porsio adalah hilangnya sebagian / seluruh permukaan epitel
squamous dari serviks. Jaringan yang normal pada permukaan dan atau mulut
serviks digantikan oleh jaringan yang mengalami inflamasi dari kanalis serviks.
Jaringan endoserviks ini berwarna merah dan granuler, sehingga serviks akan
tampak merah, erosi dan terinfeksi. Erosi porsio dapat menjadi tanda awal dari
kanker serviks.
2.2
Patofisiologi
Proses
terjadinya erosi portio dapat disebabkan adanya rangsangan dari luar misalnya
AKDR. AKDR yang mengandung polyethilien yang sudah berkarat membentuk
ion Ca, kemudian bereaksi dengan ion sel sehat PO4 sehingga terjadi
denaturasi / koalugasi membaran sel dan terjadilah erosi portio. Bisa juga
dari gesekan benang AKDR yang menyebabkan iritasi lokal sehingga menyebabkan
sel superfisialis terkelupas dan terjadilah erosi portio. Dari posisi AKDR yang
tidak tepat menyebabkan reaksi radang non spesifik sehingga menimbulkan sekresi
sekret vagina yang meningkat dan menyebabkan kerentanan sel superfisialis dan
terjadilah erosi portio. Dari semua kejadian erosi portio itu menyebabkan
tumbuhnya bakteri patogen, bila sampai kronis menyebabkan metastase keganasan
leher rahim. Selain dan personal hygiene yang kurang, AKDR juga
dapat menyebabkan bertambahnya volume dan lama haid. Darah merupakan
media subur untuk masuknya kuman dan menyebabkan infeksi, dengan adanya
infeksi dapat kuman masuk dan menyebabkan infeksi. Dengan adanya
infeksi dapat menyebabkan epitel portio menipis sehingga mudah
menggalami erosi porsio, yang ditandai dengan sekret bercampur darah,
metrorrhagia, ostium uteri eksternum tampak kemerahan, sekred juga bercampur
dengan nanah, ditemukan ovulasi nabothi (Winkjosastro, 2005).
2.3
Penyebab erosi portio/erosi serviks
a.
Level estrogen : erosi serviks merupakan
respons terhadap sirkulasi estrogen dalam tubuh.
1)
Dalam kehamilan: erosi serviks sangat
umum ditemukan dalam kehamilan kerena level estrogen yang tinggi. Erosi serviks
dapat menyebabkan perdarahan minimal selama kehamilan, biasanya saat
berhubungan seksual ketika penis menyentuh serviks. Erosi akan menghilang
spontan 3-6 bulan setelah melahirkan.
2)
Pada wanita yang mengkonsumsi pil KB:
erosi serviks lebih umum terjadi pada wanita yang mengkonsumsi pil KB dengan
level estrogen yang tinggi.
3)
Pada bayi baru lahir: erosi serviks
ditemukan pada 1/3 dari bayi wanita dan akan menghilang pada anak-anak oleh
karena respon maternal saat bayi berada di dalam rahim.
- Infeksi : teori bahwa infeksi menjadi penyebab erosi serviks mulai menghilang. Bukti menunjukkan bahwa infeksi menyebabkan erosi, tapi kondisi erosi akan lebih mudah terserang bekteri dan jamur sehingga mudah terinfeksi.
c. Penyebab
lain : infeksi kronis di vagina, douche dan kontrasepsi kimia dapat mengubah
level keasaman vagina dan sebabkan erosi serviks. Erosi serviks juga dapat
disebabkan karena trauma (hubungan seksual, penggunaan tampon, benda asing di vagina,
atau terkena speculum).
2.4 Klasifikasi
- Erosi porsio dapat dibagi menjadi 3:
- Erosi ringan : meliputi ≤ 1/3 total area serviks
- Erosi sedang : meliputi 1/3-2/3 total area serviks
2.5 Gejala Erosi
Porsio
- Mayoritas tanpa gejala
- Perdarahan vagina abnormal (yang tidak berhubungan dengan siklus
menstruasi) yang terjadi :
- Setelah berhubungan seksual (postcoital)
- Diantara siklus menstruasi
- Disertai keluarnya cairan mucus yang jernih / kekuningan, dapat
berbau jika disertai infeksi vagina
- Erosi porsio disebabkan oleh inflamasi, sehingga sekresi serviks
meningkat secarasignifikan, membentuk mukus,
mengandung banyak
sel darah putih, sehingga ketika sperma melewati serviks
akan
mengurangi vitalitas sperma dan menyulitkan perjalanan
sperma. Hal
ini dapat menyebabkan terjadinya infertilitas pada
wanita.
2.6 Penanganan erosi
porsio/erosi serviks
a.
Memberikan albotyl di sekitar Erosio pada portio.
b. Melakukan penatalaksanaan pemberian obat.
b. Melakukan penatalaksanaan pemberian obat.
1)
Lyncopar 3 x 1 untuk infeksi berat yang
disebabkan oleh bakteri /streptokokus pneomokokus stafilokokus dan infeksi
kulit dan
jaringan lunak.
2)
Ferofort 1 x 1 berfungsi untuk mengobati
keputihan
3)
Mefinal 3 x 1 berfungsi untuk
menghilangkan rasa sakit
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Erosi
portio adalah suatu proses peradangan atau suatu luka yang terjadi pada daerah
porsio serviks uteri (mulut rahim).
Penyebab
erosi porsi antara lain:
- ritasi karena benda asing atau zat kimia
- kehamilan
- level estrogen dalam tubuh yang tinggi, karena penggunaan kontrasepsi
hormonal yang mengandung estrogen tinggi atau karena penggunaan
TSH (Terapi Sulih Hormon).
- infeksi kronis yang naik dari vagina.
Gejala
yang ditemui pada erosi porsio antara lain:
- mayoritas tanpa gejala
- postcoital bleeding
- keputihan yang banyak, kadang berbau, bapat juga bercampur darah
3.2 Saran
Saran
untuk petugas kesehatan, terutama bidan yaitu agar dapat mengenali
tanda
dan gejala erosi porsio agar diagnosa penatalaksaan yang diberikan
menjadi
efektif sehingga didapatan hasil penyembuhan yang optimal.
DAFTAR
PUSTAKA
Sarwono Prawirohardjo.
2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBPSP
__________________.
2007. Ilmu Kandungan. Jakarta: YBPSP
Ida Bagus Gde Manuaba.
2005. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk
pendidikan Bidan. Jakarta. EGC
___________________.
2005. Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana.Jakarta: EGC
Ida Bagus Gde Manuaba.
2007. Kesehatan Wanita. Jakarta. EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar